Merawat Apa yang Tumbuh

Merawat Apa yang Tumbuh

“Jika cita-cita itu bisa membuat bahagia, maka cita-cita saya adalah menjadi manusia yang bisa memanusiakan dengan baik dan lebih bermanfaat.”

Habibur Rohman

Sekitar Juli 2023, saya mendaftarkan diri pada komunitas relawan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Nama komunitas tersebut adalah Compok Literasi. Niatan ikut komunitas berawal ketika saya jenuh dengan kehidupan. Bukannya tidak bersyukur, tapi saya selalu merasa hidup begini-begini saja. Hidup di lingkungan yang selalu suportif sejak lahir membuat saya penasaran, ingin tahu bagaimana sisi lain dari kehidupan yang saya jalani selama ini.

Saya tahu komunitas ini lumayan lama, sejak 2020 lalu. Melihat perkembangan dan keseruan melalui akun media sosialnya membuat saya tertarik untuk bergabung. Kebetulan juga saya sedikit banyak mengenal orang-orang di dalamnya. Terutama founder dari komunitas Compok Literasi ini. Melihat visi dan misi komunitas membuat saya cukup tertantang untuk mencoba berbaur dan beraksi dalam komunitas ini. Akhirnya, sekitar juli 2023 saya mendaftar sebagai relawan untuk Program Sambang Sekolah 4.

Setelah melewati beberapa tahap persyaratan pendaftaran saya terpilih sebagai relawan penggerak. Saya mendaftar sebagai relawan penggerak karena penasaran dengan kemampuan saya di bidang tersebut. Waktu itu dalam perekrutan relawan Sambang Sekolah 4 terdapat dua jenis relawan yaitu relawan penggerak dan relawan dokumentasi.

Sejak on-boarding relawan Sambang Sekolah 4, saya disambut dengan hangat sehingga merasa betah berada di komunitas ini. Meski kepribadian saya cukup pendiam, kaku, dan cukup kesulitan untuk kenal lebih dekat lagi dengan teman-teman relawan yang lain.

Kurang lebih tiga bulan sebagai relawan penggerak, saya membantu menyalurkan sedikit banyak ide yang cukup kreatif dan bersifat sosial. Kebetulan markas Compok Literasi berada di daerah Kadur yang notabene satu kabupaten dengan saya sehingga mudah untuk selalu hadir dalam setiap kegiatannya. Alhamdulillah.

Sambang Sekolah 4 di Lembaga Darul Mujtahid

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.” Itulah kalimat yang terbesit dalam benak saya saat pertama kali sampai ke lokasi Sambang Sekolah 4. Ki Hajar Dewantara, sang bapak Pendidikan Indonesia menekankan peran penting pendidikan bagi kehidupan manusia. Pendidikan melampaui semua instrumen kemanusiaan yang ada, merupakan tonggak ukur kondisi kemanusiaan di zaman tersebut. Saat ini, pendidikan seharusnya merupakan hal yang dengan mudah diakses seluruh golongan masyarakat. Namun kenyataannya di daerah terpencil di Pamekasan tidak demikian.

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”

Ki Hajar Dewantara.

Hal ini terjadi di Desa Toked, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Di balik sisi persawahan, terdapat sebuah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Mujtahid. Akses perjalanan yang tidak memadai cukup melelahkan dan menguras energi. Apalagi murid- murid yang kami temui cukup over power.

Setibanya di sana, melihat puluhan anak-anak berkumpul di sekitar lapangan sekolah, hati ini rasanya senang dan haru. Antusiasme anak-anak tersebut luar biasa besar menyambut kami. Seperti mengharapkan kami memberikan mereka kebahagiaan. Sebagian anak-anak ada yang bertanya penasaran, ada yang pemalu, juga ada yang seakan membuktikan pada kami bahwa mereka mau untuk diajak bermain sambil belajar.Kegiatan Sambang Sekolah pun dimulai dengan senam bersama. Cukup menyenangkan dan berkeringat kecil, ya cukuplah untuk seorang seperti saya.


Melihat wajah polos dan ekspresi tulus murid-murid, sangat jelas bahwa ke sekolah adalah hal yang menyenangkan. Saat mereka belajar, bermain dan memahami setiap pelajaran. Bahkan saat dimana mereka hadir tanpa menggunakan alas kaki atau pun jika ada, tidak jarang sepatu yang mereka punya hanya digunakan ketika berada di lingkungan sekolah saja. Saat berangkat dan pulang, sepatu dibungkus menggunakan kantong plastik dan mereka pun berjalan tanpa alas kaki. Itu semua yang menjadi alasan saya tetap semangat dan senang bermain sambil belajar bersama anak-anak MI Darul Mujtahid di Sambang Sekolah 4.

Diantara sekian episode Sambang Sekolah, episode yang paling saya suka dan berkesan itu di episode pengenalan pahlawan, bakat, dan cita-cita. Pada episode Pengenalan Pahlawan, para relawan memakai topeng seorang pahlawan Indonesia sembari mengenalkan sososknya. Kemudian anak-anak akan bekerjasama menyusun puzzle gambar wajah pahlawan. Menyaksikan cara anak-anak bermain dan bekerjasama membuat saya tersenyum bahagia dan haru melihatnya. Bahkan di momen itu saya mendapatkan hadiah gambar dari seorang anak bernama Khodma. Berkat hadiah Khodma saya semakin semangat bermain bersama anak-anak.

Berikutnya, ada sesi Bakat dan Cita-cita. Pada sesi ini anak-anak diminta untuk bercerita tentang bakat dan cita-citanya. Seru sekali melihat anak-anak yang sangat antusias dan bersemangat memilih bakatnya, dimulai dari mengaji, bersalawat, menggambar, membaca puisi, dan lainnya. Saya kebagian menjadi penanggung jawab pada sesi baca puisi. Saya melihat potensi tiga anak yang sangat bagus dan saya melatihnya dengan baik untuk nantinya mereka tampil di sesi penutupan Sambang Sekolah 4.

Pada sesi Menulis Cita-cita, anak-anak akan menuliskan cita- citanya pada selembar daun untuk kemudian ditempelkan di Pohon Cita-cita yang sudah disiapkan oleh kami. Tentu saja anak-anak sangat bersemangat menulis cita-cita mereka. Saya yang pendiam dan kaku melihat mereka jadi ikutan mengerahkan semua tenaga agar bisa lebih seru dan meriah. Saya berpikir, apapun yang terlihat sederhana itu juga butuh untuk dirayakan


Pengalaman yang saya peroleh selama tiga bulan bergabung dengan komunitas ini: Pertama, saya bisa berinteraksi lebih dekat dan besar dengan sesama manusia. Ke dua, bisa mengenal lebih banyak karakter manusia yang beragam. Ke tiga, bisa mengingat kembali masa kecil saya dengan bermain bersama anak-anak di Sambang Sekolah. Terakhir, bisa meningkatkan rasa sosial dan empati dengan baik. Alhamdulillah.

Harapan besar saya untuk anak-anak MI Darul Mujtahid adalah tetaplah menjadi manusia yang seutuhnya sesuai hati nurani. Semangat belajar, fokuslah pada apa yang sudah tumbuh dalam diri kalian masing-masing, dan tetap beretika yang baik. Harapan saya terhadap Compok Literasi semoga ke depannya itu menjadikan wangi apa yang belum wangi dan menjadikan lebih wangi apa yang sudah wangi. Merawat apa yang sudah tumbuh dan meruwat apa yang belum tumbuh.

Sekilas tentang penulis
Halo! Perkenalkan nama saya Habibur Rohman. Saya lahir di pamekasan tepatnya di Campor kecamatan Proppo, yang pastinya saya berasal dari Campor Proppo dong. Sedikit tentang saya, saya seorang yang pendiam, tidak mahir tersenyum, tidak begitu asik, dan yang katanya rame dari temen-temen tuh saya bermuka datar tanpa ekspresi. Mari kenal lebih dekat dengan saya di akun instagram @itsbibb.

https://compokliterasi.org

Yang ngurusin konten medianya Compok Literasi! share hal-hal menarik yang barangkali bisa menghibur kamu, syukur-syukur bisa bermanfaat :)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *