Perundungan yang Butuh Perhatian Lebih

“Saya berharap beberapa dari mereka inilah yang akan menjadi awal perubahan untuk kemajuan mereka sendiri dan untuk orang sekitar mereka.”
Voni Ulta A
Saya bergabung di komunitas ini bukan tanpa alasan. Saat ini saya sedang mencari kesibukan pada akhir pekan yang merupakan hari libur kerja. Sebagai seorang perantau yang jarang pulang, akhir pekan terasa membosankan jika hanya rebahan. Oleh sebab itu jikalau saya menemukan komunitas yang menarik tentu saya ingin mencoba bergabung. Setelah melihat kegiatan dari komuntias ini di media sosial saya cukup tertarik terutama dalam hal membantu anak-anak sekolah untuk menjadi lebih berkembang. Banyak yang ingin saya berikan kepada mereka namun bukan soal materi, tetapi pengalaman dan interaksi untuk membentuk dan membangun pola pikir yang lebih baik.

Tinggal di kota pamekasan selama hampir dua tahun cukup membuat saya mengerti, memahami dan menilai apa yang menjadi perhatian di sini. Saya melihat dan merasakan salah satunya kebiasaan negatif yang membuat saya ingin sedikit membantu untuk tidak dibiasakan lagi. Hal itu mungkin sulit, namun tidak ada salahnya untuk mencoba. Dari keinginan itu saya coba awali dengan bagaimana bisa membantu anak-anak menjadi lebih berkembang. Kenapa anak-anak? Karena merekalah yang nantinya akan menjadi awal kemajuan. Anak-anak menjadi tempat awal untuk dibentuk.
Setelah saya bergabung dengan Compok Literasi dan berinteraksi dengan mereka, hampir semua sudah sesuai ekspetasi. Ada anak yang ricuh, nakal, susah diatur dan lain sebagainya. Namun hal tersebut masih wajar jika ada pada diri anak-anak. Justru ada hal lain yang saya temukan seperti kepercayaan diri yang rendah, vokal yang sangat kurang dan bullying menjadi hal yang harus lebih diperhatikan. Bullying verbal maupun fisik masih bisa ditemukan di sini, jika dibiarkan dan dinormalkan tentu akan berdampak pada emosional dan mental siswa. Secara tidak langsung dampak ini yang menyebabkan siswa kehilangan kepercayaan diri serta dapat menurunkan performa akademik mereka. Namun cukup sulit mengubah apa yang sudah menjadi kebiasaan mereka di sekolah.
Butuh waktu yang panjang dan konsisten untuk membuat mereka mengubah apa yang harusnya diubah. Dalam enam kali pertemuan mungkin beberapa dari mereka merasakan suasana baru dan akan mengingat apa yang kita ajarkan kepada mereka. Saya berharap beberapa dari mereka inilah yang akan menjadi awal perubahan untuk kemajuan mereka sendiri dan untuk orang sekitar mereka. Saya sangat bersyukur dapat bergabung dan membantu Compok Literasi pada Sambang Sekolah 4 dan mempertemukan saya dengan siswa-siswa MI Darul Mujtahid. Semoga apa yang saya dan semua relawan Sambang Sekolah maupun anggota Compok Literasi harapkan kepada mereka dapat terwujud dan bermanfaat. Terimakasih.

Pengalaman paling membekas selama tiga bulan ini lebih pada kebersamaan bersama teman-teman baru,terutama teman-teman relawan. Keramaian, kericuhan, perbedaan pendapat sampaimenyepakati sebuah keputusan menjadi momen yang tidakterlupakan. Juga pada momen bersama anak-anak itu pastinya.
Sekilas tentang penulis
Saya Voni seorang manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan dan kelebihan yang tidak saya sadari entah apa itu hanya kalian yang berinteraksi dengan saya yang bisa melihatnya. Saya lahir dikota tercinta Bojonegoro Jawa Timur. Funfact tentang aku? apa ya. mungkin ini sudah menjadi rahasia umum bahwa muka saya ini tidak santai sekali jadi jangan salah paham ya kalo pertama ketemu. Memang sudah bawaannya :). saking penasarannya sama muka sendiri dulu pernah ngaca depan cermin sambil senyum tipis ternyata muka ku terlihat datar dan tidak terlihat senyum wkwk, jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya! jika mungkin nanti bertemu, dan melihat muka saya yang bikin jengkel. hehe