Untungnya Bahasa Madura Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Untungnya Bahasa Madura Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Tulisan ini sebenarnya melanjutkan pembahasan tentang Bahasa Madura Diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Terus Apa Untungnya? . Yang tujuan utamanya untuk menjawab perntanyaan: Apa keuntungan konkret dari penetapan ini? Bagi masyarakat Madura, apa arti pentingnya?.

Atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya bertemu dengan tulisan menarik yang nampaknya bisa memberikan jawaban. Ditulis oleh Muhammad Tauhed Supratman, seorang Dosen Sastra Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP, Universitas Madura, tulisan tersebut dimuat di kolom Sastra & Budaya Radar Madura1.

Dari tulisan tersebut, saya merangkum beberapa hal, di antaranya: bahwa pengakuan ini barangkali adalah langkah signifikan dalam pelestarian bahasa lokal, tetapi harus diikuti dengan upaya nyata untuk menjaga keberlanjutannya. Penting juga dipahami bahwa WBTBI bukan sekadar gelar, melainkan pintu untuk memaksimalkan potensi budaya lokal.

Beliau juga menegaskan bahwa sebagai WBTBI, bahasa Madura memiliki berbagai manfaat strategis. Pertama, menjadi upaya pelestarian kekayaan budaya lokal sekaligus apresiasi terhadap identitas budaya masyarakat Madura. Kedua, bahasa ini tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai wadah nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal. Ketiga, pengakuan ini memperkuat posisi bahasa Madura sebagai elemen penting dalam menjaga tradisi lisan.

Bahasa adalah jiwa dari budaya.

Muhammad Tauhed Supratman

Lebih dari itu, pengakuan ini membuka jalan untuk berbagai inisiatif pelestarian. Pengembangan kurikulum berbasis bahasa Madura, pemberdayaan komunitas lokal, hingga penyelenggaraan festival seni dan sastra adalah contoh langkah konkret yang dapat dilakukan. Hal ini memberikan dasar kuat bagi pelestarian budaya yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.

Selain manfaat budaya, pengakuan ini juga membuka peluang kajian akademik yang lebih luas. Studi linguistik, sastra, hingga antropologi terkait bahasa Madura dapat semakin berkembang. Dengan demikian, bahasa Madura tidak hanya menjadi identitas lokal, tetapi juga subjek ilmiah yang berkontribusi pada pemahaman budaya secara global.

Bahasa Madura kini tidak hanya menjadi simbol perlawanan terhadap homogenisasi budaya, tetapi juga bukti bahwa tradisi lokal mampu bertahan di tengah arus modernisasi. Dalam konteks ini, pengakuan sebagai WBTBI menjadi dasar penting untuk mengembangkan inisiatif yang lebih konkret, baik dari segi pelestarian maupun inovasi.

Penetapan bahasa Madura sebagai WBTBI tidak hanya menjaga keberadaannya, tetapi juga menguatkan rasa bangga masyarakat Madura terhadap identitas mereka. Seperti yang diungkapkan Muhammad Tauhed Supratman, “Bahasa adalah jiwa dari budaya.” Dengan demikian, bahasa Madura tidak hanya bertahan sebagai artefak sejarah yang statis, tetapi terus hidup dan menjadi bagian dinamis dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Tulisan ini bersumber dari tulisan Muhammad Tauhed Supratman yang diterbitkan di Radar Madura 1 Desember 2024  yang bisa anda akses di :
  1. https://radarmadura.jawapos.com/sastra-budaya/745374084/bahasa-madura-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-menjaga-identitas-dan-kekayaan-tradisi? ↩︎

https://compokliterasi.org

Yang ngurusin konten medianya Compok Literasi! share hal-hal menarik yang barangkali bisa menghibur kamu, syukur-syukur bisa bermanfaat :)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *